Diasangat mencintai anak-anak dengan kasih sayang yang sangat tulus dan senang berjuang, bekerja dan membuat mereka bahagia di dunia dan di akhirat. Kisah Inspiratif Islami Tentang Kejujuran. Kisah inspiratif Islami tentang kejujuran ini kemudian datang dari seorang sahabat Ka'ab Bin Malik dan dua sahabat lainnya. Ka'ab bin Malik absen Namun selama perjalanan, Roland mengetahui sesuatu tentang pengemudi taxinya itu, Kenneth Broskey (69). Sebuah surel dikirimkan pihak restoran itu untuk berterima kasih pada Richard atas inspirasi yang diberikan. Dalam surel itu berisi foto tip dan pesan dari mantan muridnya itu, "Aku berterima kasih pada guruku, karena aku terinspirasi Kisahinspiratif dapat muncul dari mana saja, sebagai penyemangat diri dalam menjalani kehidupan. Termasuk kisah perjalanan persahabatan dua insan yang patut menjadi teladan. Harmoni dalam perbedaan menjadi penguat kasih dan sayang antara Ela dan Suster Edita. Bukan hanya berbeda keyakinan, keduanya memiliki usia yang terpaut 17 tahun. cash. Cinta Habibie dan Ainun tak lekang oleh waktu hingga dibuatkan monumen di Kota ParepareSalah satu putra terbaik Indonesia, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng kini telah berpulang menghadap yang Maha Kuasa dan kembali bertemu belahan jiwanya. Habibie bertemu kembali dengan perempuan yang sempat dijuluki 'Gula Jawa' sampai akhirnya diubah menjadi 'Gula Pasir'. Sama seperti perjalanan cinta pasangan lain, Habibie dan Ainun memiliki kisahnya tersendiri yang hingga saat ini memberikan banyak pembelajaran bagi banyak orang. "Seorang pria tidak akan pernah menjadi seorang pria yang besar tanpa adanya perempuan hebat di sisinya yang selalu memberi dukungan dan harapan dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil," - Habibie. Kata-kata kutipan dari Habibie ini seolah mengingatkan kalau kehadiran Hasri Ainun Besari sebagai pasangan hidup begitu berarti Habibie, setiap kehadiran Ainun dapat membantunya untuk memberikan dukungan, harapan hingga sebuah langkah dalam memutuskan sesuatu. Kisah mereka abadi dan banyak memberikan inspirasi, tentang arti kasih sayang, tentang arti saling kisah perjalanan cinta dari pasangan Habibie dan Ainun sewaktu masa SMA hingga dibuatkan sebuah Monumen Cinta Sejati Ainun Habibie, kali ini telah merangkum Habibie dan Ainun saling mengenal sejak bangku dan Ainun sudah saling mengenal saat usia 12 tahun. Mereka bersekolah di SMA yang sama. Keduanya dikenal sebagai siswa dan siswi yang adalah kakak kelas Ainun, satu tingkat di atas Ainun. Walau sering dijodohkan oleh teman-teman sekolahnya, namun Habibie muda rupanya masih belum memiliki ketertarikan pada lawan jenis. Begitu pun dengan Ainun. Kecerdasan dari Habibie dan Ainun menjadi salah satu kesamaan yang membuat keduanya sering dijodohkan. Habibie pun seringkali meledek Ainun dengan sebutan, "Jelek, gendut kayak gula Jawa.” Julukan 'Gula Jawa' pun semakin melekat dengan Ainun sewaktu masa-masa SMA. Sering diledek oleh Habibie mungkin kadang membuat Ainun kesal, namun Ainun tidak pernah marah karena panggilan tersebut meski sebutan 'Gula Jawa' sedikit terdengar aneh baginya. 2. Seperti memang sudah berjodoh, Habibie dan Ainun kembali bertemu saat lulus SMA, Habibie sempat menempuh pendidikan jurusan teknik mesin di Institut Teknologi Bandung. Namun tak sampai satu tahun, Habibie pergi meninggalkan Indonesia karena memilih untuk berkuliah di Jerman sementara Ainun berkuliah di Universitas Indonesia UI.Hampir 8 tahun berkuliah di negeri orang dan tak bertemu dengan Ainun, akhirnya Habibie kembali ke Tanah pulang ke Indonesia, Habibie dan Ainun pun kembali dipertemukan, seolah alam memang mendukung atas perjodohan keduanya. Pertemuan keduanya pun membuat Habibie terkejut saat melihat perubahan Ainun setelah tumbuh dewasa, bagi Habibie Ainun begitu jodoh yang dipersatukan, Habibie pun luluh melihat perubahan Ainun dan benih-benih cinta keduanya mulai tumbuh. Jika awalnya Habibie memberikan julukan 'Gula Jawa' untuk Ainun, di pertemuan ini akhirnya julukan untuk Ainun berubah menjadi 'Gula Pasir'.Editors' Picks3. Hubungan asmara Habibie dan Ainun berlabuh hingga di Habibie dan Ainun yang semakin dekat pun berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Pada tanggal 12 Mei 1962, Habibie menikahi Ainun di Rangga, Malela, Kota Bandung. Saat menggelar akad nikah, Habibie dan Ainun menggunakan adat Jawa dan resepsi diadakan keesokan harinya dengan adat Gorontalo. Setelah resmi menikah, Ainun ikut ke Jerman karena suaminya harus menyelesaikan pendidikan S3. "Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Tapi yang jelas, saya akan menjadi suami yang terbaik untuk Ainun,” begitu janji Habibie ketika sudah sah menjadi pasangan suami istri. Menurut BJ Habibie, laki-laki itu harus selalu bertanggung jawab atas setiap keadaan yang terjadi terhadap orang yang sangat dicintai. Dari pernikahan Habibie dan Ainun, pasangan ini dikaruniai dua putra bernama Ilham Akbar dan Thareq Kesetiaan Habibie saat menemani Ainun sakit hingga tutup usia seperti rumah tangga lain, perjalanan cinta Habibie dan Ainun tidak selamanya mulus. Kedua pasangan ini sama-sama memiliki kesetiaan yang Mama pun sudah mengetahui kalau Ainun begitu setia apalagi menemani suaminya saat menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak 1978 dan kemudian menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia saat krisis moneter tahun 1998."Saya berkeyakinkan bahwa Ainun diciptakan dan dilahirkan untuk saya dan saya untuk Ainun," begitulah salah satu kutipan dari kata-kata Habibie. Selain setia menemani, Habibie dan Ainun saling mendukung pasangannya saat masa-masa berat pasangan ini dilalui ketika Ainun dinyatakan menderita kanker ovarium pada tahun 2010. Bahkan ketika sempat menjalani perawatan eksklusif di Jerman, Habibie selalu setia mendampingi sang Istri. Kala itu, Habibie menunggu dengan setia di rumah sakit dengan didampingi kedua anaknya. Rasa cemas memenuhi dada ketiganya. Mereka seperti berharap ada kabar indah, seluruh keluarga berdoa kondisi Ainun bisa segera membaik namun kenyataannya berbanding dan Ainun harus terpisah untuk selamanya, Ainun meninggal dunia pada 22 Mei 2010 di Klinikum Großhadern, München, dokter mengabarkan ke Habibie dan kedua anaknya, tangis itu pun pecah. Bukan hanya keluarga Habibie, Indonesia pun berduka karena kepergian Ainun, mantan Ibu Negara Republik Indonesia Habibie selalu mengunjungi makam Ainun sang Istri tentu membuat Habibie merasa terpukul apalagi keduanya sudah bersama kurang lebih selama 48 tahun. Setelah Ainun meninggal dunia, cinta Habibie tak pernah berhenti karena dirinya selalu mendoakan dan mengunjungi makam Ainun."Andaikata sampai waktunnya meninggal dunia, saya tahu yang akan menemui pertama bukan hanya ibu saya, tapi Ainun, hei sekarang kamu di sini," ujar BJ Habibie di acara Mata Najwa, episode Habibie Mengaku Pernah Takut Mati, diunggah pada 27 Juni 2016. Begitu cintanya sangat besar pada Ainun. Itulah keindahan cinta sejati diantara hari Jumat, Habibie atau ajudannya selalu rutin datang ke makam sang Istri di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan membawa bunga sedap malam yang menjadi bunga kesukaan Ainun. Selain itu Habibie juga selalu sering menaruh hijab Ainun di bawah bantalnya saat sedang tidur. Kesetiaan Habibie kepada Ainun memberikan banyak pembelajaran yang bisa dipetik untuk seluruh pasangan di juga BJ Habibie Wafat, 19 Seleb Ini Ucapkan Belasungkawa Termasuk BCLBJ Habibie Dimakamkan di TMP Kalibata Bersebelahan dengan Makam Ainun6. Habibie sempat mengalami psikosomatik malignant usai kepergian yang berpulang untuk selama-lamanya di tahun 2010 membuat Habibie merasa terpukul hingga mengalami depresi. Beberapa hari setelah Ainun meninggal, Habibie sempat terkena psikosomatik malignant. Perlu Mama ketahui bahwa ganguan ini terjadi pada pikiran hingga memengaruhi kondisi fisiknya. Menurut berita yang berkembang, Habibie sempat bertingkah seperti anak kecil usai ditinggal oleh belahan jiwanya. Habibie pun mendapatkan 4 saran dari dokter mengenai cara pengobatan agar dirinya bisa sehat seperti semula. Empat saran dari dokter yang diberikan oleh Habibie seperti harus masuk rumah sakit jiwa, tinggal di rumah dengan pengawasan dokter, mencurahkan isi hati ke orang terdekat atau dengan cara menyelesaikannya sendiri. Habibie pun menuliskan perasaan cintanya kepada Ainun melalui sebuah catatan pribadi. Catatan pribadi yang dituliskan oleh Habibie berubah menjadi buku dan diselesaikannya hanya dalam waktu 2 bulan saja. Curahan hati mengenai Ainun membuat kondisi Habibie membaik hingga akhirnya bisa menerima kepergian sang Istri dengan ikhlas. 7. Habibie menuliskan sebuah surat untuk mendiang istrinya yang dituliskan oleh Habibie sebagai proses terapi saat terkena psikosomatik malignant akhirnya diangkat ke layar lebar di tahun 2012. Tak heran kalau kisah cinta keduanya juga diabadikan dalam sebuah film berjudul “Habibie dan Ainun” memberikan kesean tersendiri untuk para penikmat film. Habibie juga sempat menuliskan sebuah surat untuk mendiang istrinya. Berikut sebuah kutipan puisi dari Habibie untuk Ainun yang sangat mengharukanKita tetap manunggal, menyatu dan tak berbeda sepanjang masa. Ragamu di Taman Pahlawan bersama para Pahlawan Bangsa lainnya. Jiwa, roh, batin dan nuranimu telah menyatu denganku. Di mana ada Ainun ada Habibie, di mana ada Habibie ada Ainun. Tetap manunggal dan menyatu tak terpisahkan lagi sepanjang masa. Titipan Allah bibit cinta Ilahi pada tiap insan kehidupan di mana pun. Sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan dan kehendak-Mu Allah. Kami siram dengan kasih sayang, cinta, iman, taqwa dan budaya kami. Yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi sepanjang masa. Allah, lindungi kami dari godaan, gangguan mencemari cinta kami. Perekat kami menyatu, menunggal jiwa, roh, batin dan nurani kami. Di manapun dalam keadaan apapun kami tetap tak terpisahkan lagi. Seribu hari, seribu tahun, seribu juta tahun sampai akhirat! Itulah beberapa perjalanan cinta dari Habibie dan Ainun yang selalu dikenang sepanjang masa. Melalui kisah mereka, ada banyak pembelajaran yang bisa dipetik seperti berusaha setia di masa-masa sulit pasangan hingga bentuk kasih sayang yang abadi. Bahkan kisah cinta Habibie dan Ainun diabadikan melalui monumen yang dinamakan Monumen Cinta Sejati Ainun Habibie. Momumen tersebut berbentuk patung Habibie yang mengenakan jas dan kacamata, sementara Ainun memakai kerudung sekaligus menggengam setangkai bunga. Monumen ini diresmikan langsung oleh Habibie bersama Agus Arifin Nu’mang sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Selatan dan Wali Kota Parepare Taufan Pawe di alun-alun Kota Parepare, Sulawesi Selatan pada tanggal 12 Juni 2015. Bahkan di monumen ini, Mama dapat menemukan berbagai puluhan foto-foto perjalanan hidup dari Habibie dan Ainun. Kini salah satu putra terbaik bangsa ini, Habibie telah berpulang menemui Sang Pencipta dan kembali bertemu belahan jiwanya. Semoga segala prestasi dan kenangan manis dari kisah cinta sejati dari pasangan Habibie dan Ainun bisa menjadi inspirasi tersendiri bagi kita semua. Baca juga 15 Quotes BJ Habibie yang Menggugah Hati dan PikiranSebelum Meninggal Dunia, Ini Pesan Habibie untuk Generasi Muda Kisah tentang cinta kasih seorang nenek kepada cucunya ini, membuat semua terharu dan terus meneteskan air mata. Di suatu siang hari terlihat seorang nenek berulang kali menekan tombol sebuah rice cooker, tetapi rice cooker ini tetap tidak mau menyala. Lalu nenek ini berjalan tergopoh-gopoh dari dapur ke kamarnya. Di dalam kamar, nenek langsung merapikan rambutnya yang sudah memutih dan mengganti baju. Setelah semua kancing bajunya terpasang semua, si nenek kembali membukanya lagi. Ternyata kancing bajunya tidak terpasang sesuai urutan, sehingga terkadang sisi baju yang sebelah kiri menjadi lebih tinggi dari yang kanan. Atau kancing yang sebelah kanan melampaui 2 urutan dari yang sebelah kiri. Nenek bahkan harus mengulanginya beberapa kali sampai berkeringat, baru akhirnya semua bisa terkancing rapi sesuai urutannya. Setelah itu nenek berjalan keluar dari kamar. Saat nenek melintasi ruang tamu, cucu perempuannya yang berumur 16 tahun sedang menonton TV. Terheran melihat neneknya berpakaian rapi, lalu bertanya, “Nenek mau kemana, bukannya tadi nenek mau memasak di dapur?” Nenek kemudian menjelaskan kalau ia tadinya memang mau memasak, tapi entah kenapa rice cookernya tidak mau menyala, dan sekarang nenek mau keluar sebentar membeli makanan. Dengan wajah cemberut, cucunya meminta agar nenek cepat pulang karena ia sudah mulai lapar. ” Iya, nenek akan cepat pulang. Kamu tunggu nenek sebentar ya…” kata neneknya dengan tersenyum, supaya wajah cucunya tidak merengut lagi. Nenek pun berjalan keluar rumah, menunggu bus yang lewat, lalu naik bus ke pusat penjualan makanan. Beberapa saat setelah nenek keluar rumah, cucunya berjalan ke dapur mencari cemilan untuk sekedar mengganjal perut. Tak sengaja ia melihat colokan steker rice cooker yang belum dicolok. Cucunya pun tersenyum geli melihat sikap pelupa neneknya seperti orang yang sudah pikun aja. Sesampai di pusat penjualan makanan, si nenek membeli nasi ayam kesukaan cucunya. Setelah selesai membayar dan hendak pulang, langkah nenek tiba-tiba terhenti persis di pintu keluar. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan, bola matanya membesar, raut mukanya berubah tampak kebingungan. Semua bangunan dan jalanan yang ada didepannya terlihat berbeda dan asing. Nenek terdiam membisu sejenak. Dan akhirnya menyadari kalau ia lupa arah jalan pulang ke rumah. Lantas dengan sigap, nenek melambaikan tangannya sambil berjalan menghampiri seorang pemuda yang melintas di depannya. Meminta bantuan kepada pemuda itu agar mau membawanya pulang. “Nak..nak.. tolong antarkan nenek pulang…” kata nenek. “Maaf, nek. Saya sedang terburu-buru.” Tolak pemuda tadi. Kemudian nenek menghampiri seorang wanita paruh baya. Sama dengan pemuda tadi, wanita ini juga tidak bisa mengantarkan nenek pulang karena akan menjemput anak-anaknya. Nenek tidak berputus asa. Kali ini dengan gesit ia berjalan ke arah seorang bapak-bapak untuk meminta tolong. “Pak, pak…tolong antarkan saya pulang. Cucu saya sedang menunggu saya pulang membawa makanan. Dia pasti sudah lapar sekarang.” kata nenek dengan wajah terlihat sedih. “Rumah nenek di mana, mari saya antar.” jawab bapak itu. “Emm…mmh…saya…saya tidak ingat dimana.” kata nenek dengan terbata-bata. “Tapi tolong antarkan saya pulang, pak. Pokoknya antarkan saja saya pulang.” nenek tetap memohon. Bapak ini juga tidak bisa menolong karena nenek sudah pikun dan sama sekali tidak ingat dimana rumahnya. Mata nenek tampak berkaca-kaca, air matanya hampir jatuh membasahi pipi. Berulang kali nenek terus meminta tolong kepada setiap orang yang ditemuinya untuk diantarkan pulang. Ada yang menolak dan ada juga yang bersedia membantu…namun siapa pun yang mau menolong tetap saja tidak bisa mengantarkan nenk. Wajah nenek tampak sangat sedih. Tanpa disadari air mata nenek mengalir di pipinya. Teringat cucunya menahan lapar, sedang menunggunya pulang membawa makanan. Nenek tetap terus berjalan sambil meminta tolong, dan sesekali mencoba mencari jalan pulang sendiri. Tanpa berhenti untuk beristirahat. Rambut putihnya yang tadinya tersisir rapi dan diikat ke belakang, sekarang mulai berantakan dan tidak karuan. Kedua tangannya terus mendekap nasi ayam yang dibelinya tadi siang agar tetap hangat. Seluruh wajah dan bajunya telah basah oleh keringat. Langkahnya juga sudah mulai melambat karena kakinya terasa sakit dan kelelahan. Hingga hari mulai gelap, nenek masih saja terus berjalan, berusaha bisa sampai ke rumah meskipun dari wajahnya terlihat jelas sekali, kalau nenek sudah sangat kelelahan. Pada waktu yang bersamaan, di rumah nenek, sepasang suami istri baru pulang. Mereka adalah orang tua dari cucu nenek. Si ibu melihat anaknya yang sedang ngemil, sambil menonton TV. Lalu bertanya, “kok kamu ngemil, apa nenek belum selesai masak?” Putrinya menjelaskan, kalau nenek tidak jadi masak hari ini dan sudah sejak tadi siang pergi ke pusat penjualan makanan tapi masih belum pulang sampai sekarang. “Apa! Nenek belum pulang dari tadi siang?!” kata ayahnya dengan wajah terkejut bercampur khawatir. Belum sempat anaknya berkata apapun, kedua suami istri ini langsung pergi lagi. Bermaksud mencari nenek! Anaknya kaget melihat kedua orang tuanya tiba-tiba menjadi panik dan langsung pergi lagi. Setelah beberapa saat dia baru sadar, kalau nenek bukan pelupa, tapi sudah pikun, dan nenek pasti sedang tersesat sekarang. Segera, dia pun mengikuti kedua orang tuanya pergi mencari nenek. Ketiganya berkeliling di tengah keramaian kota, berusaha menemukan nenek. Dan kemudian, kedua suami istri ini mendengar bunyi klakson mobil bersahut-sahutan. Keduanya segera berlari ke arah bunyi klakson tersebut. Sesampainya di sana mereka melihat nenek berdiri terbengong di tengah jalan menghalangi laju mobil-mobil. Lalu keduanya menarik tangan nenek dan menuntunnya ke tepi jalan. “Apa yang Ibu lakukan di tengah jalan seperti ini. Ibu membuat kita jadi tontonan semua orang…” bentak putranya. “Pak, pak…tolong antarkan saya pulang, cucu saya sekarang pasti sudah sangat lapar. Kasihan cucu saya, dia belum makan dari siang. Tolong pak…” karena dibentak, nenek semakin linglung dan tidak ingat dengan putra maupun menantunya sendiri. “Bu! Saya ini anakmu sendiri!” teriak putranya lagi. Kemudian nenek berpaling ke arah menantunya, “Nyonya, tolong antarkan saya pulang, cucu saya sedang menunggu saya pulang bawa makanan.” nenek memelas sambil menangis. Mendengar nenek memelas seperti itu ditambah dengan melihat kondisi tubuh nenek yang sedemikian lelahnya. Hati keduanya terasa sangat pilu sekali. Tak kuasa menahan air mata, menantunya menjadi ikut menangis. Menangis dengan teramat sedih. Menyadari betapa besarnya cinta dan kasih sayang nenek kepada cucunya, yang tak lain adalah putri mereka sendiri. Tiba-tiba, dari kejauhan, sayup-sayup terdengar suara cucunya memanggil, “Nenek, nenek…” Nenek menoleh ke belakang, mencari asal suara cucunya. Ternyata benar, cucunya berada tidak jauh dari sana. Dibalik keremangan lampu jalan, cucunya berlari ke arah nenek. Senang melihat cucunya berada di sana, nenek pun berjalan ke arah cucunya dengan tertatih-tatih. Walaupun terlihat nenek tersenyum sangat senang, namun masih tampak sangat jelas kecapekan dibalik senyumannya itu. Cucunya langsung memeluk nenek. “Nenek maafkan saya, nenek tidak apa-apa?” kata cucunya dengan meneteskan air mata. “Iya, nenek tidak apa-apa. Ini nenek sudah belikan nasi ayam kesukaan kamu, ayo makan. Kamu pasti sudah lapar sekali. Kasihan cucu nenek harus kelaparan sampai malam.” kata nenek sambil membuka bungkus nasi lalu disuapkan ke mulut cucunya. Cucunya terus menangis. “Nenek, maafkan saya, maafkan saya, nek…” cucunya terus berulang-ulang meminta maaf sambil menangis. “Tolong maafkan nenek ya, kamu jadi harus kelaparan menunggu nenek terlalu lama” mendengar nenek berkata demikian, dan melihat kondisi nenek yang begitu kesakitan juga kelelahan. Air mata cucunya semakin deras mengalir. Putra dan menantu nenek yang melihat kejadian ini, juga menitikkan airmata. Lalu keduanya berjalan mendekati nenek dan memeluk nenek dari belakang. “Ibu, kami semua sangat mencintaimu.” Nilai yang dapat diambil Kisah cinta kasih seorang nenek kepada cucunya ini, disampaikan kepada kita semua adalah untuk membuka mata dan hati kita akan betapa besarnya cinta kasih orang tua dalam mengurus serta membesarkan anak-anaknya. Ketika orang tua kita sudah renta dan tidak lagi mampu mengurus dirinya sendiri, sebagai anak, sudah sepatutnya kita juga mengasihi, merawat dan memperhatikan mereka sama persis dengan yang telah mereka lakukan kepada kita. Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, maukah Anda berbaik hati untuk ikut serta bersama saya dalam meneruskan kisah cinta kasih ini kepada semua teman-teman dan anggota keluarga? Karena dengan kita berbuat demikian serta menganjurkan orang lain turut melakukan suatu kebajikan untuk lebih peduli kepada orang tua dan akan membawa berkah rahmat terbesar dalam hidup kita di dunia ini. Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk membaca kisah ini. Jika Anda rasa cerita ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada teman & keluarga Anda, silahkan share dengan klik icon di bawah ini. Berbagi itu Indah, Berbagi itu YPRIndonesia Hari raya Idul Fitri kemarin merupakan lebaran yang cukup berkesan. Pasalnya, sebelum lebaran tiba, tim telah berhasil menyalurkan bingkisan lebaran yang InsyaAllah menjadi keberkahan bagi para penerima manfaat. Dibalik itu, ternyata ada kisah inspiratif yang bisa membangkitkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Kisah inspiratif tersebut berupa cerita dari si penerima manfaat selama menjalani kehidupan dari kita sering berkeluh kesah karena merasa kurang cukup atas apa yang sudah dimiliki. Padahal banyak saudara-saudara kita di luar sana yang jauh lebih kekurangan namun tidak pernah kufur nikmat. Oleh karena itu, kita bisa mengambil pelajaran dari kisah orang-orang yang mana dapat menjadi inspirasi sekaligus motivasi. Kisah inspiratif berikut ini dapat kita jadikan sebagai muhasabah diri untuk selalu memperhatikan orang-orang di sekeliling kita yang ternyata hidupnya kurang foto pertama yakni kisah Ibu Rapto, seorang single parent yang mampu bertahan hidup dengan membesarkan tiga anak berkebutuhan khusus. Tahun ini anak-anaknya merasa sedih karena harus merayakan lebaran tanpa seorang ayah. Namun berkat bingkisan dari donatur SIJUM Indonesia, akhirnya mereka bisa tersenyum foto kedua, bingkisan berkah lebaran dan beras berkah untuk Ibu Suryanti. Seorang Ibu tunggal yang menyandang tuna rungu, namun masih bisa membesarkan dua orang anak. Dengan keterbatasan beliau, ia masih sanggup menghidupi dua orang anak tanpa seorang suami. Berkat bantuan dari Sahabat baik, mereka bisa merayakan lebaran kemarin seperti tetangga yang foto kisah dari Ibu Ngadiem, seorang lansia yang menerima pekerjaan apapun untuk bertahan hidup setiap harinya. Selama itu halal, ia akan menekuninya demi sesuap nasi untuk sarapan dan makan siang. Dengan bingkisan berkah lebaran yang dikirim oleh tim Ibu Ngadiem bisa dengan tenang merayakan hari raya foto terakhir yakni kisah Ibu Samiyyah, seorang lansia yang berlapang dada setia merawat sang suami yang sedang sakit. Beliau dan suaminya bahkan pernah beberapa kali tak makan selain minum air putih. Hal ini dikarenakan memang tidak memiliki cuan sama sekali untuk membeli makanan. Namun berkat bingkisan lebaran kemarin, beliau dan sang suami tidak merasa kelaparan di hari raya keempat kisah tersebut, semoga bisa menjadi tompak pengingat kita untuk selalu bersyukur pada-Nya. Sepanjang Ramadhan, ada banyak kebaikan yang bisa kita tebarkan untuk mereka yang membutuhkan. Mari wujudkan kebaikan bersama sekarang atau melalui Rek. BSI 76663222217 AyoBuatBaik. Bantuan mu memberi keringanan untuk pundak saudara kita yang lemah.

kisah inspirasi tentang kasih